Tuesday, April 21, 2009

Masuk SD Jaman Sekarang

Minggu lalu, Amira (putri pertama saya) ikut test masuk di SD Kartika, sebuah sekolah swasta milik salah satu Angkatan (AD). Setiap anak ditest satu per satu oleh lima orang guru. Ditanya macam-macam. Mulai dari yang standar seperti calistung (baca-tulis-hitung), pengenalan warna, menyanyi, sampai ditanya kalau pup sudah bisa cawi sendiri atau masih harus dibantu.

Peminat sekolah tersebut lumayan banyak, lebih banyak dari tahun lalu. Sementara yang diterima hanya satu kelas, 49 orang.

Singkat cerita, setelah melalui test yang cukup melelahkan (bagi saya, karena harus menunggu dari jam 8 sampai jam 12 siang sambil menggendong adiknya amira yang baru berusia 7 bulan. Amira sih asik-asik aja main sama temannya) tibalah saatnya pengumuman.

Eng...ing...eng...

Dalam perjalanan menuju SD itu, teman saya mengabari kalau ternyata tidak ada nama Amira di list calon siswa yang diterima. Agak kaget juga sih, Amira kan anak pintar, kok nggak diterima ya??? Penasaran kalau belum lihat sendiri pengumumannya.

Sampai di SD, ternyata benar, nama Amira tidak ada. Kebetulan ada Kepala Sekolahnya, kita tanya lah kenapa Amira tidak masuk daftar calon siswa yang diterima. Setelah ngobrol-ngobrol dengan Pak KepSek barulah jelas kenapa eh kenapa-nya.

Amira nggak diterima bukan karena nggak pinter atau kurang kemampuan akademisnya dibanding siswa lain, melainkan karena:

  1. Sekolah mendahulukan lulusan dari TK Kartika. Ada 29 orang siswa TK Kartika yang "HARUS" diterima sesuai instruksi dari Pangdam.
  2. Prioritas kedua adalah calon siswa yang kakaknya sudah bersekolah di SD Kartika.
  3. Prioritas ketiga adalah calon siswa yang berdomisili di kompleks Kodam. Ada 10 orang yang masuk kriteria nomor 2 dan 3.
  4. Prioritas terakhir adalah dari umum. Nah yang dari umum ini masih harus disaring lagi berdasarkan kriteria umur. Syarat masuk SD kan minimal 6 tahun. Jadilah Amira bersaing dengan 60-an anak TK lainnya untuk memperebutkan 10 kursi yang tersisa.

Waktu isi formulir, kalo tidak salah ada option kita termasuk kategori apa. Pamen/Umum, Bintara, atau Tamtama. Saya pilih Umum, padahal seharusnya Pamen. Karena Bapak mertua saya (alm) adalah seorang perwira menengah AURI. Saya pikir kategori Pamen/Umum sama saja karena besarnya biaya masuk sekolahnya sama. Mungkin kalau saya isi Pamen, Amira bisa masuk kali yaaa??

Itu cerita tentang masuk sekolah swasta.

Berikut ini cerita tentang susahnya masuk sekolah negri.

Masih di daerah Kodam. Ada SDN 03 dan 04 ( yang Favorit aja nih, yang ngga favorit ada juga 09/010/011/012). Kalau SD 03/04 modelnya pakai titip-titipan. Jadi, jauh-jauh hari kita harus sudah nitip sama orang dalam baik itu guru maupun komite sekolah. Saya ditawarin sama teman saya kalau mau nitip masuk 03 lewat komite siapin aja 3,5 juta. Nanti bayarnya awal Mei. Berhubung Amira umurnya kurang, per 1 juli masih 5,9 tahun padahal syarat masuk SD negeri harus 6 tahun per 1 Juli) mau ngga mau harus lewat orang dalam. Kalo nggak kemungkinan diterimanya kuecil banget. Katanya lagi kalau umurnya kurang ada tambahan biaya 1 juta per satu bulan kurang umurnya. Jadi kalau umurnya kurang 2 bulan ya tambah 2 juta. Gila yaa??? Katanya masuk SD Negeri gratis.......SD Negeri yang mana????

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah.....
  • Buat para pasangan muda yang belum punya anak, atau pasangan yang mau tambah anak, rencanakan baik-baik kapan waktu yang tepat untuk punya anak. Hitung waktu kelahirannya, sebaiknya sebelum bulan Juli sudah lahir. Supaya nanti kalau mau masuk SD tidak ada kendala umur lagi.
  • Buat yang sudah maupun sedang merencanakan unuk berumah tangga, jangan suka foya-foya. Menabung/berinvestasilah, biaya pendidikan & kesehatan mahal.
  • Tapi jangan takut punya anak karena biaya pendidikan & kesehatan mahal. Setiap anak bawa rejeki. Allah sudah mengatur rejeki setiap makhluknya.
  • Koneksi juga penting. Selagi anak di TK buruan deh cari koneksi sebanyak-banyaknya untuk memperlancar & memuluskan jalan masuk SD
Sekian pelajaran hari ini. Kalau ada yang kurang berkenan, mohon dimaafkan.
Jangan lupa komentarnya yaa....Thankssss

1 comment: